statistic: Zaman kegelapan - Re: [mediacare] Ketua MUI Sumsel: "Pindahkan grand final Miss Indonesia ke Bali yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan"

Kamis, 24 Januari 2008

Zaman kegelapan - Re: [mediacare] Ketua MUI Sumsel: "Pindahkan grand final Miss Indonesia ke Bali yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan"

Dengan kian mengerasnya aliran keagamaan dan pemerintah hanya manggut-manggut saja seperti kerbau dicocok hidungnya, kehidupan di Indonesia menggelinding ke zaman lampau - Eropa di masa kegelapan. Atuan hukum saling tumpah tindih tak karuan, dan sebagian masyarakat jadi korban atas kesewenang-wenangan kaum pendeta yang mengaku jadi wakil Tuhan.

Kalau tidak kita protes dan kita lawan, kesewenang-wenangan akan semakin menjadi-jadi, dan Tuhan akan menjadi sosok yang kian menakutkan. Apa itu tujuan kita beragama?

Bukankah sejarah selalu berulang? Yang jadi masalah, seberapa lama era kegelapan itu akan terus mengungkungi kita? Di saat bangsa lain sudah menjelajah Mars, Venus, dan bahkan menciptakan beragam "keajaiban", kita malah seperti katak dalam tempurung.

----- Original Message -----

From: IN.MADE WS

To: mediacare@yahoogroups.com

Sent: Thursday, January 24, 2008 3:38 PM

Subject: Re: [mediacare] Ketua MUI Sumsel: "Pindahkan grand final Miss Indonesia ke Bali yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan"

Salam kasih,

MUI semakin menjadi aja, stelah suara2nya di denger oleh pemerintah, seperti aliran sesat dsb, MUI koq makin 'sombong' aja. Seolah dia sendiri yang paling benar di muka bumi ini. Sebaiknya MUI memang harus mawas diri lagi, mengurus umat muslim untuk selalu meningkatkan keimanan dan toleransi. Bukan menyebarkan isu dan wacana yang menebar kebencian...Ach..MUI sepertinya bukan lagi majelis tertinggi, kita hidup di Indonesia

On 1/24/08, Bondan Sentanu Mintardjo < bs-mintardjo@sunrise-solution.com> wrote:

pak ketut,

tentang transkrip yang saya sertakan, memang kira2 seperti itu obrolan
saya dengan kawan supir taksi tersebut.

tentang informasi dari pak ketut dibawah ini, ini sesuatu yang menyegarkan
wawasan saya. bagaimanapun, saya kawatir selama ini terjadi 'salah paham'
diantara warga domisili di bali dengan di luar bali, seperti yang terjadi
di persepsi MUI (entah persis nya apa yang ada di benak mereka) dan saya
tersebut sebelumnya.

kalo memang yang disebutkan dalam transkipt saya tersebut tidak pernah dan
tidak selayaknya terjadi di bali, dan kalo itu merusak citra bali dan
masyarakat bali, saya rasa kawan2 di bali sudah semestinya menyuarakan hal
tersebut dalam saluran2 informasi entah dalam bentuk diskusi, opini, dsb,
seperti di milis ini. saya yakin banyak yang salah paham tentang ini,
seperti yang saya alami. apa anda bisa terima kalo saudara2 anda di luar
bali tetap dalam ketidaktahuannya, tapi merasa tahu?

itu ide dan saran saya.

tentang azab2an, masing2 dari kita semua merasa menjadi publik relation
bagi tuhan.. jadi harap maklum pak.

On Thu, January 24, 2008 12:23 pm, Ketut wrote:
>
> Wah, saya tertarik dengan testimoni teman Bapak itu.
> Saudara2 saya, sebagian besar bekerja di sentra2 pariwisata Bali, dan saya
> belum pernah mendengar cerita2 model begitu, dan dari segi logika, itu NOL
> besar. Masyarakat bali mungkin sangat toleran dengan keyakinan orang lain,
> tapi saya tau persis, kami tak toleran dengan "kemaksiatan" (saya pakai
> tanda petik karena maksiat menurut MUI belum tentu maksiat menurut saya).
> Tapi saya kira jelas, kalau ada yang ng*nt*t di pantai, mereka akan
> diangkut oleh Pecalang, ato disuruh ke hotel oleh masyarakat sekitar
> (bukan digebukin ato di bakar). Bahwa di Bali ada praktik2 maksiat, saya
> kira tak ada tempat dunia ini yang steril di dari hal2 seperti itu.
> Tapi, tidak apa2 lah. Menebar fitnah adalah salah satu kesenangan manusia.
>
> Saya teringat percakapan singkat saya dengan seseorang beberapa tahun lalu
> :
> "tunggu saja azab tuhan akan segera turun untuk mereka.."
> setelah itu, tsunami terjadi di aceh
> saya tanya "apakah itu azab yang anda maksud ?"
> dia bilang : bukan, itu cobaan dari tuhan, karena tuhan mencintai orang2
> aceh.
>
> ya, mungkin orang itu memang bisa berbicara akrab dengan tuhan. layaknya
> sahabat karib.
>
> Berikutnya, BOM meledak (lagi) di bali.
>
> saat itu baru dia bilang : tuh kan, azab benar2 terjadi !
> ya, baginya tuhan sedang meminjam tangan amrozi untuk menciptakan azab.
>
> Staff saya (seorang muslim), hari ini baru masuk kerja karena cuti
> beberapa hari ke Bali. di tengah2 ceritanya yang memuji2 keindahan bali
> dan maraknya suasana menyambut hari raya galungan, saya bilang "kamu salah
> memilih liburan ke bali. lihat itu apa yang MUI bilang". Sesaat
> setalahnya, saya harus minta maaf karena melihat wajahnya merah padam, dan
> saya tidak bermaksud membuatnya begitu. Satu lagi, dia juga tidak
> bercerita ketemu orang yang ng*nt*t di pantai.
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Bondan Sentanu Mintardjo
> To: mediacare@yahoogroups.com
> Sent: Thursday, January 24, 2008 11:42 AM
> Subject: Re: [mediacare] Ketua MUI Sumsel: "Pindahkan grand final Miss
> Indonesia ke Bali yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan"
>
>
> bali itu DULU emang tempat yang sudah biasa dengan kemaksiatan
> itu pengakuan bli kawan saya tukang taksi di bali.
>
> "bule2 cwe itu kesini cuma cari k**t*L aja.. aku aja pernah diajakin
> gratis..malah dikasi duit lagi. dulu bener2 bali 'PARADISE'.. di kuta
> kita
> bisa lihat ccewe2 bule pake bikini..ciuman di sembarang...mabok2an hura2
> dan berkelahi kalo malam..ng*nt*t di pantai...kita jadi bisa tau kenapa
> bali disebut paradise. sekarang sejak bom bule2 jadi agak jaga sikap"
> begitu katanya dengan logat bali yang kental.
>
> gimana menurut pak bagus? kira2 gitu nggak?
>
> jadi memang kurang tepat apa yang ketua MUI sumsel bilang, bali sudah
> tidak jadi tempat maksiat lagi pak.
>
> On Thu, January 24, 2008 5:12 am, Bagus Gedeetana wrote:
> > Aneh ketua MUI SumSel asal tuduh Bali tempat maksiat, kalau tidak
> setuju
> > bilang saja tidak setuju tidak usah bilang tempat lain tempat maksiat.
> > Bali masih tempat tujuan utama turis dalam dan luar negeri, untuk
> melihat
> > keindahan alam dan keramah tamahan penduduknya bukan untuk maksiat.
> Atau
> > ketua MUI takut di Palembang karena belum bisa mengatasi para
> penjahatnya
> > asal palembang yang terkenal di Asia Tenggara terutama dari Kayu Agung
> >
> > Salam,
> >
> > Bagus
> >
> > mediacare < mediacare@cbn.net.id> wrote:
> > KH Sodikun, ketua MUI Sumsel: "Silakan grand final Miss Indonesia
> > dipindahkan saja ke Bali, yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan"
> >
> >
> > 23/01/2008 21:15 WIB
> > Grand Final Miss Indonesia 2008 di Palembang Dibatalkan
> > Taufik Wijaya - detikcom
>
> --
> Bondan Sentanu
> http://backup-otak.blogspot.com
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------------
>
>
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.8/1236 - Release Date:
> 1/21/2008 8:23 PM
>

--
Bondan Sentanu
http://backup-otak.blogspot.com

--
......;
Communication is about being effective, not always about being proper. -Bo Bennett-

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.10/1240 - Release Date: 23/01/2008 17:47