statistic: [mediacare] Amien Tantang Balik Aktivis '98

Sabtu, 19 Januari 2008

[mediacare] Amien Tantang Balik Aktivis '98 - OTDA Vs NKRI

Terlalu polos dan lugu jika hanya menuding seorang AR untuk ekses negatif Otonomi Daeraha-OTDA yg "kebablasan" dan tidak mau diatur oleh Pemerintah Pusat.

Ketahuilah, sejatinya ide ingin membentuk OTDA adalah dari pejabat dan rakyat di daerah sendiri yg ingin mengatur dan mengelola daerahnya sendiri dan meminimalkan pengaruh penuh kekuasaan pemerintah pusat. Kita harus pahami mengapa banyak daerah ingin membentuk propinsi dan kabupaten sendiri.

Realistislah, zaman sudah berubah, tanpa mengurangi rasa hormat dan bangga atas jasa para the founding fathers, maka terjadilah amandemen UUD 45, ini penting dan perlu.

OTDA - Kuncinya Pengawasan dan Penegakkan Hukum

Sederhana saja, secara hirarki - bawahan harus patuh kepada atasan; walikota-bupati-gubernur-presiden. Jadi atasan harus tegas, kalo bawahan bandel, sikat dan tindak tegas, bila perlu "lengserkan", kok repot amat gitu aja.

Percuma jika kita punya presiden hasil pilihan langsung rakyat jika perintahnya dilecehkan oleh seorang walikota-bupati-gubernur yg nakal, suara presiden adalah suara rakyat, faktanya presiden juga melempem, betul?

Kita - rakyat biasa ini kan sudah maklum kalau hukum mandul, maling ayam seharga Rp 30 ribu saja dihukum 3 bulan, masak pelaku korupsi 3 miliar cuma dihukum 1 tahun pakai acara dibebaskan lagi, ndalalah!.

Hukum mandul-kejaksaan-presiden(nah!), pengawasan Depdagri mandul, DPRD masih dikuasai oleh oknum GOLKAR dan PDIP, hancurlah OTDA.

Fakta lain; sampai sekarang ini AR seperti seleb, kemanapun, dimanapun selalu dikerumunin kuli tinta, dimintai komen dan pendapatnya, dicari dan ditunggu, klik. Saya maklum jika ada yg baru gabung dimilis.

salam jujur

salam curiga darimana kekakayaan para jenderal TNI

santo

Patricia Devita Sihwardoyo <patricia_dsw@yahoo.co.nz> wrote:

Betul om Edi...., apa yang anda sampaikan exactly opinion....! Otonomi daerah sekarang udah lampaui (surpass) konsep negara federal....! Lebih-lebih di level kabupaten/kota.....! Hingga ada bupati gak mau dipanggil gubernur.....! Gagasan pendiri republik ini tuk dirikan negara kesatuan....udah terputus dari sejarah...! Ya itu khan ide AR juga..... yg dulunya optimis....bentuk negara federal kata beliau jawaban tepat untuk memberdayakan potensi daerah/wilayah.....eh... ternyata otoda sekarang justru hasilkan korupsi besar-besaran....! PAD pun tak tergali, sumber APBD masih bergantung pada pusat....(Alokasi APBN)....! Mana buktinya pak AR ???????????? Pertanggung-jawabkan dong ide optimisnya dulu.....!

Patricia

edi santoso wrote:
> sekedar meluruskan: sebelumnya itu hanya wacana untuk membentuk model negara federal, setelahnya karena banyak yg kontra karena menolak wacana federal makan AR hanya bilang menutup wacana negara federal. Faktanya: otonomi daerah yg berlaku sekarang juga modelnya mirip negara federal. salam anti oknum jenderal TNI santo Bagus Gedeetana <bgetana@yahoo. com> wrote: Sebelum dia naik jadi ketua MPR dia paling lantang mencetuskan dan akan merubah Indonesia menjadi negara
> federal, begitu naik jadi ketua MPR dia yang pertama mengatakan Indonesia tidak cocok jadi federal. Salam, Bagus IrwanK <irwank2k6@gmail. com> wrote: Mbak-e, Saya memang pendukung AR.. tetapi tidak keberatan kalau dia harus dihukum karena kesalahan yang diperbuatnya. . Insya Allah saya bukan blind follower beliau.. yang benar-salah pokoknya AR paling hebat dsb.. dia juga manusia biasa.. yang bisa salah.. Tapi paling tidak apa yang dilakukannya (mis: menentang MNC asing mengeruk kekayaan alam Indonesia) patut didukung.. Kalaupun ada yang disakiti karena tidak naiknya Mega jadi Presiden 1999, ya itu resiko dia sebagai penggagas Poros Tengah.. :-) CMIIW.. Wassalam, Irwan.K Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
>

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com