copy
fwd: from z.arifin@...
Sepertinya madzab tidak bisa dijadikan alasan untuk mengkalim bahwa dzikir dengan ini benar, dengan yang itu salah. karena dzikir dan wiridan itu sumbernya dari teladan Nabi Muhammad SAW, bukan dari madzab. Apakah Nabi bermadzab? tidak. Madzab muncul pasca kenabian, ketika telah muncul banyak ahli tafsir yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, juga memiliki sikap berbeda dalam beberapa hal. Aada yang jumawa, ada juga yang radikal seperti Ibn Adl Wahhab yang tahun 1300-an, ketika ummat islam banyak meninggalkan jaran Nabi SAW, termasuk menggali kembali mantra-mantra jahiliyah, dia menyeru :KEMBALI KE QURAN-HADITS! dan sebab radikalismenya itu harus menebusnya dengan nyawa menjadi syuhada.
Sepanjang hidupnya ia dmusuhi termasuk oleh para sufism yang punya cara tersendiri dalam mendekatkan diri pada Tuhan, yang sebenarnya cara itu telah batal sejak ajaran Islam melalui Rasulullah SAW dibumikan. Artinya, segala peribadatan harus bersandar pada Rasululah SAW. oh ya, tokoh2 yang dimadzabkan juga tidak bermadzab lho, selain hanya kepada Rasulullah SAW. Sebab madzab, dimunculkan kerana fanatisme terhadap pemikiran seseorang yang ditikohkan dan perbedaan pandangan / sikap / ideologi (bisa guru spiritual, bahkan politik, seperti sekarang ada madzab marxisme, dsb)
Tentang Dzikir yang tidak diajarkan Rasulullah tapi hanya berdasar pada akar sejarah yang tidak ada sanadnya ke Rasululah, hati-hati, karena bisa menjadi Bid'ah, adapun bid'ah itu sesat. Seorang Hamba menjadi kuat, juga bukan karena punya ilmu kebal, tapi justru karena TAKUT dan MERASA LEMAH dan KECIL dihadapan Allah, TAWAKKAL (Pasrah diri), dengan tawakkal dan senantiasa berdzikir (ingat Allah dengan segala perintah dan larangan) membuat manusia menjadi kuat dihadapan syetan, bagi Syetan, satu orang yang kuat imannya lebih sulit dikalahkan daripada seribu orang. Ketika tahun 1990an beberapa diantara teman2 diajari ilmu kebal, dimandikan dengan kembang, dislametin pakai ayam putih dsb, saat itu merasa (sucara sugesti) lebih dari siapapun, apalagi dengan berbagai pembuktian. Tapi alhamdulillah, awal 200an, disadarkan dengan seruan Ibn Abdl Wahhab tahun 1300an, yang baru terdengar 700 tahun kemudian..."
Ada satu semboyan cukup menarik dari para mu'minin yang tidak tertarik belajar ilmu kebal, mereraka adalah para ulama 'abid (ahli ibadah) , bunyinya : BERANI TIDAK MEMENDEKKAN UMUR, TAKUT TIDAK MEMANJANGKAN UMUR.
Adapun kalau seorang Abid seperti para wali dan ulama yang berdasar ajaran rasul SAW dapat melakukan perbuatan yang ajaib atau tidak biasa, itu bukan karena mereka punya ilmu kebal, sihir dsb, namun semata karena Karomah Allah. Ingat kasus geger kepati perusakan rumah ibadah islam di tangerang 3 tahun lalu? ketika seorang jawara yang konon bisa menghilang melakukan "penyusupan" ke dalam masjid melakukan "investigasi"
so, bagi yang ingin menjadi ahli dzikir, pelajari dulu dasar ilmunya, apakah sesuai yang diajarkan Rasul atau sudah bercampur dengan kebiasaan nenek moyang, apalagi islam sinkretis di Jawa yang masih tercampur dengan kebiasaan buruk memberi makan jin (sajen) seperti nampak pada perayaan tahun baru Muharram (Syuro) ini.
Meskipun Ilmu Kebal juga tidak dilarang, tapi orang kebal itu lama-lama jadi bebal, makin tidak butuh dengan sesama bahkan dengan Tuhan...bisa mendorong pada syirik...toh dulu banyak tokoh kebal, bisa ngilang, bisa terbang, tangan mengeluarkan api, santet.. (mak lampir, sembara dsb), tapi kalah sama pistol dan senapan locok belanda...
Harry fadil <harryfadil@yahoo.
Terbit, Buku Bantahan Sholawat dan Dzikir SyirikSurabaya, NU Online
Selasa, 22 Januari 2008 16:24
Warga Nahdliyyin tidak perlu resah dengan beredarnya buku "Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik" karangan H Mahrus Ali. Pasalnya Lembaga Bahtsul Masa'il (LBM) NU Jember bekerjasama dengan penerbit Khalista Surabaya menerbitkan buku jawaban dari tuduhan itu.
Buku yang layak menjadi benteng bagi warga NU itu diberi judul "Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik." Buku setebal 254 ditambah beberapa lampiran itu terbit pada pertengahan bulan Januari ini.
Direktur Khalista, A Ma'ruf Asrori mengatakan, buku yang baru diterbitkan itu merupakan jawaban atas permintaan sekian banyak warga NU yang merasa keberatan dengan beredarnya buku karya H Mahrus Ali tersebut. Apalagi buku itu mendapatkan kata pengantar dari KH Muammal Hamidy yang tokoh organisasi Persis dan konon menjadi bagian dari buku wajib mata kuliah agama di Unmuh Malang.
"Alhamdulillah, baru sekarang kami bisa memenuhi keinginan itu," kata Ma'ruf , yang juga pengurus LTN NU Jawa Timur, kepada NU Online di Surabaya, Selasa (22/1).
Ma'ruf menjelaskan, dalam buku karya H Mahrus itu, banyak amalan yang sudah biasa dilakukan oleh kaum Nahdliyin dimentahkan oleh penulis yang beraliran Wahabi itu. Misalnya tentang Sholawat Badar, Nariyah, Fatih, Munjiyat, Tibbul Qulub, hizb, burdah, tawassul, bermadzhab, ilmu kekebalan, dan lain sebagainya yang dikatakan syirik oleh Mahrus.
Pementahan Mahrus tampak meyakinkan, karena ia banyak menggunakan dasar Al-Quran, Al-Hadits dan kitab-kitab kuning, baik yang beraliran Syafi'iyah maupun yang Wahabiyah. Ia memahami kitab-kitab Syafi'iyah karena pernah belajar di sebuah pesantren salaf di daerah Tuban. Sementara ia juga paham pada kitab-kitab Wahabiyah, karena memang murid dari Syeikh Bin Baz, tokoh kunci kaum Wahabi di Makkah.
Namun buku bantahan dari LBM NU Jember tidak kalah hebat. Selain menggunakan semua dasar yang dipakai H Mahrus, juga dilengkapi kitab-kitab lain, termasuk kitab-kitab sejarah sebagai pendukung.
"Ini sangat menarik, karena bantahan dalam buku ini tidak hanya menggunakan dalil Syafi'iyah, tapi banyak juga menggunakan dalil Wahabiyah dan Ibnu Taimiyah yang menjadi panutan H Mahrus. Ibaratnya menyerang balik lawan dengan menggunakan senjata milik lawan, sangat menarik," tutur Ma'ruf.
Putra KH Asrori Ahmad Magelang itu menjelaskan lebih lanjut, lewat paparan yang begitu teliti dan detail, tim LBM NU Jember bisa meyakinkan bahwa semua amaliah yang selama ini dilakukan oleh kaum Nahdliyin adalah memiliki dasar yang sangat kuat. Tidak seperti yang dituduhkan selama ini oleh mereka yang tidak senang kepada orang NU.
Poin yang juga menarik, dalam buku itu diungkapkan siapa sebenarnya H Mahrus itu. Benarkah dia orang NU, lalu berhak memakai judul buku "Mantan Kiai NU" sehingga mengesankan ia memang bekas kiai NU yang telah bertobat?
Sebagai bukti keotentikan siapa sebenarnya penulis yang berjenggot panjang itu, dalam buku terbitan baru itu disertakan pula kesaksian dari dua pengurus NU. Pertama, Ranting NU Sidomukti, Kebomas, Gresik, yang menjadi tempat lahir penulis, dan kedua dari MWC NU Waru, Sidoarjo, yang menjadi tempat tinggalnya hingga kini. Lewat kesaksian kedua institusi NU itu akhirnya pembaca bisa menebak, siapa sebenarnya penulis buku itu.
Tidak selesai sampai di situ, dalam kata pengantarnya, tim LBM NU juga "menantang" kepada H Mahrus dan Muammal Hamidy untuk bersedia berdialog secara terbuka, terhormat dan bermartabat, dengan tujuan untuk mencari kebenaran. Tidak hanya dengan main serang lewat buku-buku yang menebarkan kebencian kepada masyarakat.
"Sungguh, buku baru ini sangat menarik untuk dibaca dan didalami agar kita tidak mudah terkecoh oleh dalil yang mereka bawakan," tegas Ma'ruf. (sbh)Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
Search. browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/
Blog:
http://mediacare.blogspot.com
http://www.mediacare.biz
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar